Menunggu atau Merelakan Dia Pergi Bersama Orang Lain

Menunggu dan Merelakan dia Pergi.

Menunggu dan Merelakan dia Pergi.

 

Antara menunggu dan merelakan pergi
Kepada mereka yang belum menemukan cinta,
Cinta ibarat kupu-kupu, semakin kau kejar maka semakin ia menghindar.Tetapi bila kau biarkan dia terbang, maka ia akan menghampirimu di saat kau tak menduganya.

Cinta Bisa membuatmu bahagia tetapi sering pula ia menyakiti,
Tetapi cinta menjadi begitu istimewa apabila kau berikan benar-benar kepada seseorang yang pantas
menerimanya.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah.

Kepada mereka yang belum pernah jatuh cinta,
Bunga tidak mekar dalam waktu semalam, kota Roma tidak dibangun dalam sehari
Jika kamu ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu
Jika kamu ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu
Dan jika kamu ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.

Cinta tidak harus berakhir bahagia karena cinta memang tidak harus berakhir.
Cinta sejati mendengar apa yang tidak terucapkan. Sakit, perih dan pedih karena patah hati teruslah bertahan selama kamu menginginkannya dan itu akan mengiris luka sedalam kamu membiarkannya.
Hatimu hancur melihat seseorang yang kamu cintai berbahagia dengan orang lain tetapi akan lebih menyakitkan lagi mengetahui bahwa seseorang yang kamu cintai tidak berbahagia denganmu.

Tuhan mengetahui yang terbaik untuk kita, dan akan memberi kita kesusahan untuk menguji.
Lewat cinta kita merasakan sakit hati, supaya hikmah-Nya bisa tertanam dalam sanubari.
Begitu juga dengan cinta yang tak bertemu. Ada satu alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, tetapi kita harus
tetap percaya bahwa ketika Tuhan mengambil cinta dari kita, Dia akan memberi yang lebih baik.

Yang jelas, cinta gak perlu dipahami, gak perlu dimengerti. Hanya cukup dirasakan dan yakinkan dirimu akan cinta yang hadir sebelum semua hilang dan akhirnya kamu menyesal.

“Merelakan orang yang kita cintai pergi”, sekilas kata-kata itu terdengar begitu bodoh. Sebagian orang mungkin akan bertanya, “Mengapa tak berusaha untuk memperjuangkannya? Mengapa tak sedikit saja berkorban demi kebersamaan yang indah?”. Memang benar, segala sesuatu butuh perjuangan dan pengorbanan. Tak satupun didunia ini bisa di dapat dengan cuma-cuma. Namun, yang dimaksud dengan merelakan disini adalah bila kita telah berusaha dan berjuang sekuat tenaga demi keutuhan dan kebersamaan yang kita harapkan. Seperti kata-kata yg pernah jadi bagian dialog dalam salah satu film Korea “Bukan melepaskan namanya, tetapi mendorong untuk pergi, jika tidak pernah berusaha menahannya.”

Tetapi memang tak bisa dipungkiri bahwa tak kan semudah itu merelakan seorang yang ada dalam hati menjauh atau bahkan merajut kebahagiannya bersama orang lain, karena dia tidak bahagia bersama kita. Ada banyak alasan mengapa kita sulit merelakan. Pasti juga akan terasa sakit karena kita masih mencintainya terlalu dalam. Terlalu sulit menghapus tiap kenangan yang masih terpatri begitu kuat di dinding-dinding hati. bahkan tak jarang muncul pemikiran bahwa tak kan pernah ada yang sebaik dirinya. Atau sekedar berfikir bahwa dialah satu-satunya yang dapat membuat kita bahagia. Kita pun mulai merangkai sejuta alasan mengapa kita sangat membutuhkannya.

Hal terbaik yang bisa di lakukan adalah berusaha mengubah semua pola pikir itu dan menempatkan sudut pandang yang benar-benar berbeda. Tak ada gunanya terus memaksakan menabur cinta yang tak bisa terus tumbuh dan malah semakin layu hatinya. Tak kan pernah ada masa depan jika kita terus berdiri ditempat yang sama sambil menggenggam hal yang seharusnya hanya menjadi bingkai kenangan yang menghias sudut-sudut kecil ruang hati kita. Semestinya kita berusaha menyadari bahwa Sang Maha Pengasih & Penyayang lah yang mengetahui apa yang baik bagi kita. Jika sesuatu diambil atau dijauhkan dari kita (bahkan setelah kita berdoa dan berusaha keras), maka itu berarti Allah telah menyiapkan suatu yang lebih baik. Ada dua kemungkinan yang bisa kita yakini. Pertama, Allah akan memilihkan orang lain yang lebih baik untuk menggantikannya. Dan yang kedua Allah akan mengembalikan orang itu kelak ketika dia lebih baik untuk kita atau sebaliknya, kita yang jadi lebih baik untuknya.

Semua itu ada dalam kekuasaan Allah. Manusia hanya bisa berusaha. Yang bisa kita lakukan hanyalah terus meminta dan memohon yang terbaik, juga terus meyakini bahwa yang terbaik itulah yang akan jadi takdir kita seumur hidup nantinya. Jadi kita harus benar-benar belajar bagainama merelakan sepenuh hati. (saat ini pun aku masih terus belajar)

Andai saja bila aku tak berujung dengan mu, cukuplah kau kenang aku. Kenang aku sebagai seorang lelaki yang pernah memiliki rasa cinta yang terdalam walau tak pernah tersampaikan seutuhnya.

Beri Rating

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.